Oleh mysJ
Masih dengan
kebiasaan lama yang selalu rutin ku kerjakan. Entahlah, rasanya begitu puas
saja untuk bisa melihat apa yang sedang ia fikirkan, apa yang sedang ia
rasakan. Namun kelihatannya lebih sering aku mengecek akun nya. Baik itu
facebook ataupun twitter yang ia punya daripada dia yang jarang sekali untuk
mengupdate kedua akunnya tersebut. Aku sedikit tertarik untuk mengenal
pribadinya. Aku mungkin belum bertemu ataupun berinteraksi dengannya baik itu
secara langsung maupun lewat virtual. Makannya aku belum berani untuk
mendeskripsikan perasaan ini perasaan cinta padanya. Aku selalu mengkorek –
korek informasi tentang dirinya, yap ternyata benar! Jika kita menyukai
seseorang, kita akan menjadi seperti seorang detektif yang mencari tahu ulasan
ulasan mengenai orang yang kita sukai. Kelihatannya pepatah itu benar benar
terjadi padaku. Sebut saja namanya Dita.
Anaknya kelihatan sederhana dan baik. berwajah ayu dan dengan senyumnya yang
membuatku benar benar tertarik untuk mencari tahu siapa dan dimana dia berasal.
Namun kelihatannya semua itu masih dalam proses. Aku sudah beberapa kali
bertanya pada teman teman satu sekolahnya, kebanyakan dari mereka berkata “Anaknya
baik, tapi kelihatannya sudah memiliki pacar” hal yang benar benar paling tak
ingin kudengar ketika sedang jatuh cinta adalah mendengar bahwa orang yang ku
sukai sudah memiliki tambatan hatinya. Aku tak tahu mesti bagaimana, jika
kabbar tersebut benar, maka sulit untukku mengenalinya dengan ruang lingkup
yang lebar. Pastilah dia bahagia dengan orang yang mencintainya saat ini, dan
tak ingin meluangkan waktunya untuk orang baru sepertiku walau hanya sedetik
saja. Aku ingin sekali untuk bisa berinteraksi dengannya. Aku tak perduli mau
lewat dari mana kami bisa berhubungan, baik itu secara tatapan mata ataupun
hanya lewat ketikan jari jemari lentiknya.
“Hai dita? Nama
kita hampir serupa hanya beda dihuruf terakhir saja. Kau memiliki huruf vocal ‘A’
dan aku memiliki huruf vocal ‘O’ di akhir nama panggilanku. Bolehkah aku
mengenalmu sebagai seorang teman? Perkenalkan namaku Dito, aku mahasiswa
disalah satu Universitas swasta di medan. Kamu anak SMA Negeri 2 Medan bukan?
Ya, aku sudah mengetahuinya dari sekilas Biografi yang ada di Facebookmu,
terimakasih sudah mau berkenalan denganku” Aku selalu menghadap kearah cermin
yang ada dikamar sembari mengucapkan kalimat kalimat aneh seperti itu sambil
memainkan segala espresi wajah untuk mempersiapkan timming yang tepat bila mana
kita bisa bertemu satu sama lain. “Apakah kau menyukai sosok Pria sepertiku? Atau
sosok yang jenaka, konyol? Atau yang terkesan pediam dan cool? Atau yang
bagaimana? Coba salah seorang jelaskan padaku lelaki seperti apa yang ia suka?”
aku mencoba mencari sosok pribadi ku yang kusimpan dalam lemari batin. Ya,
kalau kejadian seperti ini bisa ku kenakan untuk lebih menarik perhatian orang
yang kusukai. Sebenarnya buka berniat menipu dengan menjadi pribadi yang
berbeda dengan pribadiku yang asli, namun lebih ke usaha yang kulakukan demi
menarik simpati orang yang ku sukai. Aku tak terlalu begitu pandai menggombal,
jujur saja jika baru pertama kali berada dekat dengan orang yang kusukai pasti
akan salah tingkah dan mengangkat tanganku kekepala sambil menggaruk garuk
kepala. Aneh memang, meskipun tak ada yang gatal aku selalu saja melakukan hal
itu kala salah tingkah ataupun gugup didepan orang lain. Sepertinya cinta
memang mengajarkan kita untuk bagaimana bersikap apa adanya dengan menjadi diri
sendiri, namun aku tak bisa menampik diri jika berada dekat dengan orang yang
ada dihatiku, aku ingin membuatnya merasa nyaman meskipun itu artinya aku harus
berubah menjadi orang lain untuk beberapa saat.
Aku sudah lelah
menjadi orang gila, harga diri sudah terombang ambing rasanya melihat aku
selalu mengemis pada teman temannya untuk menyampaikan salam ku pada dita. Tapi,
,meskipun dita tak ada, rasanya perasaan ini bertambah setiap harinya. Rasanya aku
bisa merasakan detak dan degup jantung yang semakin bergejolak cepat kala aku
memandangi foto foto yang ada di akun pribadinya. “Adakah mereka mengatakan
kepadamu bahwa aku menitipkan salam dan berharap kau mau berteman denganku dit?
“ ya, aku mungkin bukan siapa siapa. Memangnya siapa aku? Orang baru yang coba
beusaha mengatakan bahwa aku mencintaimu gitu? Kita tak pernah berinteraksi
sama sekali, namun bagaimana perasaanku ini muncul dan tumbuh semakin mejadi
setiap harinya? Pasti sulit sekali untukmu mempercayai hal ini. Namun, jika kau
berkenan memberikanku kesempatan untuk memperlihatkannya, aku akan berusaha
menampilkan nya dengan apik dan baik. semoga dengan melihatku berusaha seperti
saat ini kau bisa mempercayai sedalam apa perasaan yang selalu ku pendam dalam
hati.
“Dita bilang
terimakasih atas bunga yang kamu berikan padanya, lain kali kirimin aja bunga
deposit ke dia gitu katanya” ternyata anaknya kocak, salah seorang sahabatnya
yang membantuku untuk memberikan setangkai bunga mawar merah kepadanya
mengatakan hal tersebut. “Apakah kelihatannya dia menyambitku?” tanyaku
padanya, “Sepertinya masih lampu kuning, tapi tenang aja seiring berjalannya
waktu dan kamu memberikan yang terbai, pasti dia akan membukakan pintu hatinya
untukmu..” waktu demi waktu kian menua. Alam mulai mengubah iklimnya saat ini. Musim
hujan dan selalu saja hujan disiang hari. “Dita dimana sih, dijemput tapi ga
jelas keberadaannya dimana” .. “Bang dito..! dita disini” ya, ini sudah ketiga
kalinya aku menghantarkan dita kembali kerumahnya ketika hujan bernyanyi. Tak masalah
demi dia aku rela berbasah kuyup dan mengalah demi nya dengan memberikan mantel
hujan yang hanya muat satu orang kepadanya. “Ga apa apa bang? Nanti abang sakit
gara gara dita?” khawatirnya kepadaku “Basah seperti ini pun asal ada dita
bersamaku, ga masalah . sakit sekalipun asal demi dita sehat, itu juga jauh
lebih baik” aku samapai dirumahnya, sepertinya sepi tak ada orang. Dita juga
kelihatannya sedang membuka pintu rumahnya dengan kunci yang ia bawa. “Loh,
orang rumah kemana dit?” .. “Lagi kerumah bukde yang ada di siantar bang, ayo
masuk keringkan dulu badan abang itu ntar masuk angin. Dita buatkan teh manis
hangat ya?” .. “Ha? Gausah dit, abang langsung pulang aja. Gaenak sama tetangga
entar dikira berdua dirumah ngapain lagi..” .. “Yah abang kenapa ngomong gitu? Jadi
nolak nih tawaran dita?” nada suara dita itu loh yang seakan akan membuatku tak
kuasa untuk menepis segala keinginannya.
Akhirnya aku
berada didalam ruangan rumahnya dibaluti handuk dan the manis hangat ala chef
dita. “Makasi banyak ya bang, udah 3 hari ini rutin nganterin dita kerumah
terus. Dita takut abang sakit aja” .. “Ya ampun dit, tadikan udah abang bilang,
sakitpun abang kalo itu demi dita yang ga sakit, ya gapapa. Abang ikhlas..” .. “Kenapa
abang gitu relanya demi dita?” mungkin ini saat yang tepat untuk mengatakannya.
Suasana dingin dan berada dirumahnya hanya berdua. Aku pandang kedua kelopak
matanya sambil kupegang tangannya yang dingin. “Dita, dari awal abang relain
segalanya demi dita itu karena abang sayang sama dita. Abang jatuh hati sama
dita. Yya, meskipun abang akui pada awalnya abang hanya tertarik untuk mengenal
dita sebagai seorang wanita, namun kian lama kian hari perasaan itu muncul,
abang kaya di kejer kejer buat ngelunasi utang sama dita. Dan sekaranglah
saatnya abang lunasi utang tersebut. Dita, dita mau kan jadi pacar abang?” aku
lupa satu hal. Ternyata perkataan teman teman nya kepadaku bahwa dita sudah
memiliki pacar itu nihil! Mereka salah informasi kelihatannya. Jadi jalan kea
rah hatinya dita itu kian melebar dan saat ini aku sudah berada tepat didepan
pintu hatinya tersebut. “Dita kok nangis?” .. “Enggak bang, dita Cuma terharu
aja baru kali ini ada cowo yang gitu rela nya ngorbankan dirinya demi dita. Abang
ini udah sakit kali ya mau sama cewe kaya dita?” .. “Dita kok ngomong gitu? Ga ada
alesan dit buat abang ga jatuh cinta sama dita” .. “Abang yakin bisa jalani
hari sama dita?” aku mengangguk mendengar pertanyaannya. Dengan tangan yang
masih tergenggam erat akhirnya dita menghusap airmatanya. Dia mengangguk
kearahku sambil melontarkan senyum manis nya kearahku. Ya tuhan inikah awal
dari segala nya? Inikah bahagia yang pernah mereka katakan kepadaku? Aku begitu
hangat dalam pelukan dita. Airmata ku tak kuasa menetes, airmata bahagia karena
sekarang keinginan dan harapan yang dulu kupelihara bisa mekar nan elok didalam
relung hatiku yang paling dalam. Berjanjilah pada diri untuk terus seperti ini.
Wahai hatiku yang bisa berubah, jangan pernah kau sakiti gadis ini, karena aku
begitu mencintainya setulus hati. aku tak akan menyia nyiakannya kapanpun itu.
terimakasih cinta, terimakasih dita.
special story for my special girl GT:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar