SELAMAT DATANG, Maaf Jika Dalam beberapa penulisan ada Kata/Arti yang salah ataupun Typo. Saya bukan manusia yang sempurna :)
Saat ini saya sedang fokus menulis beberapa Cerita Bersambung maupun Cerita Pendek, Mohon Doanya semoga bisa menyelesaikannya dengan baik, Terima kasih ☺

Comming Soon : CINTA DUNIA MAYA (Cerbung) By: Muhammad Yunus Siregar

Minggu, 06 Januari 2013

True Or Dare?


Oleh mysJ


Masih dengan kebiasaan lama yang selalu rutin ku kerjakan. Entahlah, rasanya begitu puas saja untuk bisa melihat apa yang sedang ia fikirkan, apa yang sedang ia rasakan. Namun kelihatannya lebih sering aku mengecek akun nya. Baik itu facebook ataupun twitter yang ia punya daripada dia yang jarang sekali untuk mengupdate kedua akunnya tersebut. Aku sedikit tertarik untuk mengenal pribadinya. Aku mungkin belum bertemu ataupun berinteraksi dengannya baik itu secara langsung maupun lewat virtual. Makannya aku belum berani untuk mendeskripsikan perasaan ini perasaan cinta padanya. Aku selalu mengkorek – korek informasi tentang dirinya, yap ternyata benar! Jika kita menyukai seseorang, kita akan menjadi seperti seorang detektif yang mencari tahu ulasan ulasan mengenai orang yang kita sukai. Kelihatannya pepatah itu benar benar terjadi padaku. Sebut saja  namanya Dita. Anaknya kelihatan sederhana dan baik. berwajah ayu dan dengan senyumnya yang membuatku benar benar tertarik untuk mencari tahu siapa dan dimana dia berasal. Namun kelihatannya semua itu masih dalam proses. Aku sudah beberapa kali bertanya pada teman teman satu sekolahnya, kebanyakan dari mereka berkata “Anaknya baik, tapi kelihatannya sudah memiliki pacar” hal yang benar benar paling tak ingin kudengar ketika sedang jatuh cinta adalah mendengar bahwa orang yang ku sukai sudah memiliki tambatan hatinya. Aku tak tahu mesti bagaimana, jika kabbar tersebut benar, maka sulit untukku mengenalinya dengan ruang lingkup yang lebar. Pastilah dia bahagia dengan orang yang mencintainya saat ini, dan tak ingin meluangkan waktunya untuk orang baru sepertiku walau hanya sedetik saja. Aku ingin sekali untuk bisa berinteraksi dengannya. Aku tak perduli mau lewat dari mana kami bisa berhubungan, baik itu secara tatapan mata ataupun hanya lewat ketikan jari jemari lentiknya.
“Hai dita? Nama kita hampir serupa hanya beda dihuruf terakhir saja. Kau memiliki huruf vocal ‘A’ dan aku memiliki huruf vocal ‘O’ di akhir nama panggilanku. Bolehkah aku mengenalmu sebagai seorang teman? Perkenalkan namaku Dito, aku mahasiswa disalah satu Universitas swasta di medan. Kamu anak SMA Negeri 2 Medan bukan? Ya, aku sudah mengetahuinya dari sekilas Biografi yang ada di Facebookmu, terimakasih sudah mau berkenalan denganku” Aku selalu menghadap kearah cermin yang ada dikamar sembari mengucapkan kalimat kalimat aneh seperti itu sambil memainkan segala espresi wajah untuk mempersiapkan timming yang tepat bila mana kita bisa bertemu satu sama lain. “Apakah kau menyukai sosok Pria sepertiku? Atau sosok yang jenaka, konyol? Atau yang terkesan pediam dan cool? Atau yang bagaimana? Coba salah seorang jelaskan padaku lelaki seperti apa yang ia suka?” aku mencoba mencari sosok pribadi ku yang kusimpan dalam lemari batin. Ya, kalau kejadian seperti ini bisa ku kenakan untuk lebih menarik perhatian orang yang kusukai. Sebenarnya buka berniat menipu dengan menjadi pribadi yang berbeda dengan pribadiku yang asli, namun lebih ke usaha yang kulakukan demi menarik simpati orang yang ku sukai. Aku tak terlalu begitu pandai menggombal, jujur saja jika baru pertama kali berada dekat dengan orang yang kusukai pasti akan salah tingkah dan mengangkat tanganku kekepala sambil menggaruk garuk kepala. Aneh memang, meskipun tak ada yang gatal aku selalu saja melakukan hal itu kala salah tingkah ataupun gugup didepan orang lain. Sepertinya cinta memang mengajarkan kita untuk bagaimana bersikap apa adanya dengan menjadi diri sendiri, namun aku tak bisa menampik diri jika berada dekat dengan orang yang ada dihatiku, aku ingin membuatnya merasa nyaman meskipun itu artinya aku harus berubah menjadi orang lain untuk beberapa saat.
Aku sudah lelah menjadi orang gila, harga diri sudah terombang ambing rasanya melihat aku selalu mengemis pada teman temannya untuk menyampaikan salam ku pada dita. Tapi, ,meskipun dita tak ada, rasanya perasaan ini bertambah setiap harinya. Rasanya aku bisa merasakan detak dan degup jantung yang semakin bergejolak cepat kala aku memandangi foto foto yang ada di akun pribadinya. “Adakah mereka mengatakan kepadamu bahwa aku menitipkan salam dan berharap kau mau berteman denganku dit? “ ya, aku mungkin bukan siapa siapa. Memangnya siapa aku? Orang baru yang coba beusaha mengatakan bahwa aku mencintaimu gitu? Kita tak pernah berinteraksi sama sekali, namun bagaimana perasaanku ini muncul dan tumbuh semakin mejadi setiap harinya? Pasti sulit sekali untukmu mempercayai hal ini. Namun, jika kau berkenan memberikanku kesempatan untuk memperlihatkannya, aku akan berusaha menampilkan nya dengan apik dan baik. semoga dengan melihatku berusaha seperti saat ini kau bisa mempercayai sedalam apa perasaan yang selalu ku pendam dalam hati.
“Dita bilang terimakasih atas bunga yang kamu berikan padanya, lain kali kirimin aja bunga deposit ke dia gitu katanya” ternyata anaknya kocak, salah seorang sahabatnya yang membantuku untuk memberikan setangkai bunga mawar merah kepadanya mengatakan hal tersebut. “Apakah kelihatannya dia menyambitku?” tanyaku padanya, “Sepertinya masih lampu kuning, tapi tenang aja seiring berjalannya waktu dan kamu memberikan yang terbai, pasti dia akan membukakan pintu hatinya untukmu..” waktu demi waktu kian menua. Alam mulai mengubah iklimnya saat ini. Musim hujan dan selalu saja hujan disiang hari. “Dita dimana sih, dijemput tapi ga jelas keberadaannya dimana” .. “Bang dito..! dita disini” ya, ini sudah ketiga kalinya aku menghantarkan dita kembali kerumahnya ketika hujan bernyanyi. Tak masalah demi dia aku rela berbasah kuyup dan mengalah demi nya dengan memberikan mantel hujan yang hanya muat satu orang kepadanya. “Ga apa apa bang? Nanti abang sakit gara gara dita?” khawatirnya kepadaku “Basah seperti ini pun asal ada dita bersamaku, ga masalah . sakit sekalipun asal demi dita sehat, itu juga jauh lebih baik” aku samapai dirumahnya, sepertinya sepi tak ada orang. Dita juga kelihatannya sedang membuka pintu rumahnya dengan kunci yang ia bawa. “Loh, orang rumah kemana dit?” .. “Lagi kerumah bukde yang ada di siantar bang, ayo masuk keringkan dulu badan abang itu ntar masuk angin. Dita buatkan teh manis hangat ya?” .. “Ha? Gausah dit, abang langsung pulang aja. Gaenak sama tetangga entar dikira berdua dirumah ngapain lagi..” .. “Yah abang kenapa ngomong gitu? Jadi nolak nih tawaran dita?” nada suara dita itu loh yang seakan akan membuatku tak kuasa untuk menepis segala keinginannya.
Akhirnya aku berada didalam ruangan rumahnya dibaluti handuk dan the manis hangat ala chef dita. “Makasi banyak ya bang, udah 3 hari ini rutin nganterin dita kerumah terus. Dita takut abang sakit aja” .. “Ya ampun dit, tadikan udah abang bilang, sakitpun abang kalo itu demi dita yang ga sakit, ya gapapa. Abang ikhlas..” .. “Kenapa abang gitu relanya demi dita?” mungkin ini saat yang tepat untuk mengatakannya. Suasana dingin dan berada dirumahnya hanya berdua. Aku pandang kedua kelopak matanya sambil kupegang tangannya yang dingin. “Dita, dari awal abang relain segalanya demi dita itu karena abang sayang sama dita. Abang jatuh hati sama dita. Yya, meskipun abang akui pada awalnya abang hanya tertarik untuk mengenal dita sebagai seorang wanita, namun kian lama kian hari perasaan itu muncul, abang kaya di kejer kejer buat ngelunasi utang sama dita. Dan sekaranglah saatnya abang lunasi utang tersebut. Dita, dita mau kan jadi pacar abang?” aku lupa satu hal. Ternyata perkataan teman teman nya kepadaku bahwa dita sudah memiliki pacar itu nihil! Mereka salah informasi kelihatannya. Jadi jalan kea rah hatinya dita itu kian melebar dan saat ini aku sudah berada tepat didepan pintu hatinya tersebut. “Dita kok nangis?” .. “Enggak bang, dita Cuma terharu aja baru kali ini ada cowo yang gitu rela nya ngorbankan dirinya demi dita. Abang ini udah sakit kali ya mau sama cewe kaya dita?” .. “Dita kok ngomong gitu? Ga ada alesan dit buat abang ga jatuh cinta sama dita” .. “Abang yakin bisa jalani hari sama dita?” aku mengangguk mendengar pertanyaannya. Dengan tangan yang masih tergenggam erat akhirnya dita menghusap airmatanya. Dia mengangguk kearahku sambil melontarkan senyum manis nya kearahku. Ya tuhan inikah awal dari segala nya? Inikah bahagia yang pernah mereka katakan kepadaku? Aku begitu hangat dalam pelukan dita. Airmata ku tak kuasa menetes, airmata bahagia karena sekarang keinginan dan harapan yang dulu kupelihara bisa mekar nan elok didalam relung hatiku yang paling dalam. Berjanjilah pada diri untuk terus seperti ini. Wahai hatiku yang bisa berubah, jangan pernah kau sakiti gadis ini, karena aku begitu mencintainya setulus hati. aku tak akan menyia nyiakannya kapanpun itu. terimakasih cinta, terimakasih dita. 

special story for my special girl GT:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar