Oleh mysJ
Sudah lama
sekali setelah hal itu berlalu, sudah hampir 2 tahun semenjak aku mengenalnya,
jatuh cinta, namun enggan untukku membagi perasaanku padanya. Entah karena dari
awal ia sudah ku anggap sebagai teman dengan harapan bisa tumbuh menjadi
sahabat. Ternyata keinginanku menjalar menjadi sesuatu hal yang tak pernah
terfikirkan olehku. Bisa mencintai gadis berkacamata, berkulit putih dengan
rambut ikal tak begitu pendek. Seseorang yang ku kenal baik dan lucu. Seseorang
yang kukenal apa adanya & dengan kesederhanaan yang ia miliki, membuat
beberapa pria beruntung untuk jatuh hati padanya. Entah pelet apa yang ia
tebarkan kepada kami, tapi apapun itu Rayhan Mutia Putri telah berhasil
membuatku mencintainya. Ya, seperti biasanya
aku masih menunggu seorang Rayhan di tempat ini, tempat biasa yang menjadi
saksi kegelisahan ku ketika langkah kakinya berjalan lambat, ketika keraguan
datang menghampiriku & ketika aku berfikir bahwa ia telah pulang
meninggalkanku di kampus ini. Beberapa buah anak tangga yang selalu tertawa
melihat betapa bodohnya “si penanti” Rayhan ini. Padahal untuk mengajakku
pulang bersama saja ia tak pernah, bahkan untuk mengajakku berjalan sampai
keparkiran motor di kampusku saja sama sekali tak pernah. Ya, awalnya hanya
perasaan aneh yang membuatku berfikir hanya kekagumanku saja kepadanya. Hanya
sebuah perasaan pertemanan yang wajar bila kawatir bila sahabatku tak kunjung
ku lihat, namun ternyata keterbiasaanku untuk selalu menantinya di bawah anak
tangga kampus itu membuatku menjadi terbiasa juga untuk mencintainya. Untuk
beranggapan bahwa ia bisa menjadi sosok anak perempuan yang bisa memberhentikan
hujan ketika hatiku telah kebanjiran airmata, untuk membuatku berfikir bahwa
senyum yang ia terbitkan dari arah timur mampu membuat malam ku berganti
menjadi pagi.
Aku
benar²
rindu akan sosokmu, sosok yang ku tunggu di bawah tangga kampus kita, sosok
yang selalu memukulku dengan tinju yang “lumayan” untuk seorang wanita, sosok
yang bisa menutupi kesedihannya dengan canda tawa, sosok wanita yang
kutertawakan ketika ia memakai rok, sosok wanita yang membuatku marah ketika ia
memangkas rambutnya yang tak kunjung panjang itu. Kau tak benar²
memberi kabar kepadaku saat ini. Facebook mu juga terlihat sunyi dengan
beberapa wall ku yang coba tanyakan dimana dan bagaimana kau setelah lulus dari
kampus yang mempertemukan kita itu. Handphone ku juga sepi, tak pernah
bordering tak ada sms masuk hanya ada beberapa pesan tertunda yang sudah 3 hari
lalu ku kirim ke nomer mu, tapi kelihatannya kau sudah berganti nomer. “HAI
RAYHAN APAKAH KAU MASIH BENAR ² MENGINJAKKAN KAKI DI ATAS DUNIA INI?”
Bagaimana
kabar “mertua” yang sering kita bicarakan dengan canda gurau seperti hari
kemarin? Kemana Rayhan yang coba menuangkan imajinasinya dengan menyumbangkan
sebuah lagu yang coba ia fikirkan ketika Ospek dulu? Sayang, kau harus lebih
dulu lulus dari sini, aku masih setahun lagi untuk berada ditempat ini. Aku
tlah benar² berhasil manjadikan diriku sebagai seorang
Pengecut yang coba terus membohongi hatinya dengan melihat seorang Rayhan
bersama orang lain, mencoba menutupi kecemburuan dengan meyakinkan hatiku untuk
tak pernah menanyakan pada dunia tentang hal yang tak sepantasnya kutanyakan.
Aku hanya takut dulu, setelah kau mendengar yang sesungguhnya, apakah seorang
Rayhan masih akan selalu memukulku ketika berpas-pasan? Apakah masih ada
senyuman menjengkelkan yang Rayhan sering lakukan untukku? Apakah Rayhan akan
tetap menjadi Rayhan yang sama setelah ia tahu bahwa Aku yang bukan siapa²
ini mencintainya? Kau tak pernah memberiku jalan han, kau hanya terlihat
berusaha menceritakan kebersamaan mu bersama nya ketika kita sedang duduk
berdua. Tak ada sorotan mata yang memaknai bahwa kau menyambit cintaku, tak ada
senyum yang menggambarkan bahwa kau ingin bersamaku, yang ku tahu kau begitu
mencintainya dan itu selalu kau lakukan bahkan hingga kau selesai dari kampus
ini.
Apakah
kau benar ²
menyadari? Ketika kau bersamanya dibawah, dan aku yang sedang diatas kampus
hanya menghela nafas sambil mencoba menguatkan diriku untuk tidak bermimpi yang
lebih²
bersamamu. Aku mungkin terlambat untuk berani mengungkapkannya, aku mungkin
pengecut kelas kakap yang coba siksa diri dengan pembohongan²
yang kulakukan pada hatiku. Mencoba tersenyum ketika harus cemburu, terpaksa
mengalah demi dia yang kau cinta, bahkan harus menyesal sekarang dengan
kepergianmu yang aku sendiri saja tak tahu dimana. Kau yang tersesat kah? Atau
aku yang mencoba korek² penyesalan yang kulakukan pada diriku sendiri? Kau dulu
sering bertanya dengan nada bercanda “Kau Ngefans samaku?” atau “Tidak ada
titipan salam untuk mertua dirumah?” aku tak bisa membedakan, mana dirimu yang
mencoba serius didalam guyonan yang kau buat seolah² sebuah candaan & mana
Rayhan yang benar² membuat candaan dalam keseriusan yang ku anggap sendiri.
Atau? Apakah kau juga mencintaiku dulu? Apakah kau juga melakukan hal yang sama
denganku? Tak mungkin, jika kau juga mencintaiku, yang benar saja ketika kau
berusaha menceritakan kepadaku tentang siapa orang yang dulu memenangkan
hatimu. Jelas kemustahilan untuk beranggapan YA.
Sampai saat itu,
meskipun kau telah bersamanya dan mencoba membuatku bermain dalam bayanganmu,
aku tak benar² menertawakanmu dengan rok yang kau gunakan, aku tak benar²
marah ketika rambut mu yang tak pernah panjang itu kau potong, aku juga tak
benar²
menganggapmu sebagai “cewe terganteng” yang ada di kampus pada saat itu. kau
mau tahu yang sebenarnya-kah? “Aku tak benar² mengatakan itu semua karena
dalam hatiku, kau lah gadis paling unik yang ada dikampus, kau punya warna
berbeda dengan mereka yang terkesan feminim & terkadang berjalan dengan
topengnya.. kau berbeda han, kau selalu tampil apa adanya, kau sederhana, kau
bercahaya bak berlian ditengah² batu kerikil, Izinkan aku untuk
mengungkapkan hal yang sebenarnya kurasakan suatu saat nanti, izinkan aku untuk
berhadapan dengan seorang Rayhan sebagai orang yang benar²
menyayangiku dan tak ada lagi penyesalan yang menantiku di bangku depan.
*Sebuah E-mail yang Yunus coba
kirim ke E-mail Rayhan)
nb : karangan ini fiktif belaka. ga ada unsur apa apa. buat si rehan~
nb : karangan ini fiktif belaka. ga ada unsur apa apa. buat si rehan~
MysJ
07
November 2012
23:44