SELAMAT DATANG, Maaf Jika Dalam beberapa penulisan ada Kata/Arti yang salah ataupun Typo. Saya bukan manusia yang sempurna :)
Saat ini saya sedang fokus menulis beberapa Cerita Bersambung maupun Cerita Pendek, Mohon Doanya semoga bisa menyelesaikannya dengan baik, Terima kasih ☺

Comming Soon : CINTA DUNIA MAYA (Cerbung) By: Muhammad Yunus Siregar

Sabtu, 05 Januari 2013

MANUSIA DI UJUNG ASA 2


Oleh mysJ

 pesan penulis : cerita ini cuma karangan fiktif belaka! ga ada unsur apapun. cuma kelanjutan kisah dari yang "Manusia Di Ujung Asa" doang, makannya nama tokohnya sama. tapi tetep ini cuma cerita! ga ada modus menyinggung atau mendoakan pihak manapun. terimakasih.

                “Selamat atas kelulusan kalian semua, semoga bisa menjadi sarjana dan diploma yang bisa berguna bagi bangsa dan Negara” terdengar gemuruh keramaian tepuk tangan yang dipersembahkan oleh para tamu untu rector kami yang telah selesai memberikan kata sambutan terakhirnya untuk kami para Mahasiswa dan Mahasiswi yang telah berhasil menyelesaikan Skrpsi dan tugas akhirnya. “Alhamdulillah akhirnya sahabat gua lulus juga.. Selamat ya brader!” .. “Aku ga nyangka loh kalo kalian bakalan dateng, tapi makasih atas ucapan dan doanya semoga terkabul amin..” .. “Bagaimana rasanya pake topi toga sambil menuntun gelar sarjana ka?” .. “Topi ini maksudmu din? Ini menurut saya adalah salah satu hadiah terindah dalam hidupku yang pernah aku dapatkan..” .. “Akhirnya, kita bisa lulus dan mendapatkan gelar masing masing yaa..” Ya, tepat di hari ini segalanya akan dimulai. Akhirnya aku bisa lulus dan mendapat gelar Sarjana dari kampus ini. Dengan perasaan bahagia aku melangkah keluar dari lingkaran sebagai mahasiswa. Dan memulai lembar baru sebagai salah seorang pemuda Indonesia dengan tanggung jawab baru dan tentu saja tujuan hidup yang baru juga. “sayang ya Aufa, Regi sama Rehan ga disini. Ga ngeliat gimana tampan nya elu pake topi toga sekeren sekarang. Kabarnya mereka bagaimana dan dimana saat ini saja gua ga tau” tutur Atika salah seorang sahabat ku yang sudah satu tahun lebih dahulu lulus dari kampus ini. Saat ini dia sudah menjadi diploma beruntung karena telah dikontrak kerja pada sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Belum lagi kalau aku ngeliat iqbal. Yah meskipun sudah 3 kali dalam setahun ini dia berada di perusahaan yang berbeda, namun ketiga perusahaan tempat dimana ia berkarier merupakan perusahaan dengan saham terbesar yang ada di Indonesia. Tinggal aku dan Alif yang akan menginjak tapak demi tapak perjalanan mereka. Bagaimana pun, aku akan menjelajahi pengalama hidup yang sama dengan mereka. “Iya aku juga ga pernah lagi denger kabar mereka. Dimana mereka sekarang ya? Lu tau ka?” .. “gua udah pernah coba ngubungi mereka via online, email tapi ga pernah dibales..” hai masalalu ? hai kenangan yang tergantung? Hai gadis unik berkacamata dan bercelana jeans dengan rambutnya yang tak kunjung panjang? Bagaimana kabarmu? Sedang apa? Apakah kau merindukanku seperti aku yang merindukanmu? Tak pernah ada kabar, tak pernah berusaha mengabariku atau setidaknya bercerita tentang bagaimana kehidupanmu setelah lulus dari kampus ini? Ini sudah tahun ketiga setelah kau lulus dan aku harus sabar menanti segala urusan dengan dosen dan baru lulus setelah kau lepas dari sini selama 2 tahun. Ya, ternyata aku harus lulus 5 tahun dari sini untuk mendapatkan gelar sarjana dan memakai topi toga ini. Bukan kah dulu kau pernah bercerita bahwa rasanya ingin sekali melihat moment moment indah dimana satu diantara kita telah menyandang gelar dan menggunakan toga seperti ini? Aku sudah melihatmu 3 tahun lalu, namun mengapa ketika aku yang ada diposisimu tepat 3 tahun yang lalu kehadiranmu begitu semu untuk kulihat? Bagaimana kau bisa tahu aku baru lulus setelah 5 tahun disini? Untuk berusaha mencari kabar tentangku atau setidaknya memberi kabar padaku saja tak pernah. Ada yang harus kau jelaskan padaku han setelah selama ini menghilang dan tak pernah member kabar kepadaku.
                Satu demi satu surat lamaran ku kirim. Menunggu datangnya panggilan dan berharap ketika telfon ku berdering, kabar sukacitalah yang aku dapat. Namun sepertinya belum ada satu perusahaan pun yang tertarik dan berminat memberikanku kesempatan untuk menunjukan kinerjaku kepada proyeksi mereka. Sudah sebulan setelah lulus dan hanya menjadi pengangguran dirumah yang tak jelas arah dan tujuannya. Inikah titik hidup dimana kita harus benar benar menentukan jati diri dan arah perjalanan yang mana yang akan kita lewati? Ternyata lebih membingungkan dari pada harus memikirkan untuk masuk perguruan tinggi mana tepat setelah aku tamat SMA dulu. Aku terus berjalan dengan keseimbangan. Mencoba menancapkan kata sabar dalam hati dan mengibarkan bendera tak pantang menyerah dalam semangat. Satu demi satu perusahaan, kantor, biro, hingga lowongan menjadi marketing aku datangi. Ada beberapa yang menerimaku, namun sepertinya aku hanya mampu untuk bekerja disana tidak untuk mencintai pekerjaannya. Ini sudah pengalaman kerjaku yang ke dua dan aku kembali keluar dari temat kerja tersebut. Tersiksa rasanya jika memaksakan diri untuk mencintai sesuatu hal yang tidak kita cintai. “Wah kak Aska dateng.. Maa kak aska dateng nih” .. “Nak aska, apa kabar kamu? Sudah tak pernah lagi main main kerumah rehan?” .. “Iya maaf bu, sibuk ngurus kelulusan kemarin, oh iya ini ada sedikit oleh oleh..” .. “jadi ga enak ibu ngerepotin, ayo duduk nak . bentar ya ibu buatkan minuman..” sambutan yang tetap hangat dari keluarganya, tak ada bedanya ketika aku datang saat ini ataupun ketika dulu semasa kuliah. Tak banyak yang berubah, halamannya tetap seluas dahulu, banyak tanaman yang sengaja dirawat dan memberi warna hijau. Sudah setahun lebih aku tidak kesini, kabar teakhir yang aku dapat dari keluarganya,  rehan saat ini bekerja di bali sebagai operating disalah satu perusaahan asuransi. Ketika diberi no handphone nya tepat setahun lalu oleh keluarganya, rehan tak mencoba mengangkat atau menghubungi panggilanku. Tak ada balasan sms yang masuk, aku benar benar bingung dengan sikapnya ketika itu. padahal niatku hanya ingin bertanya bagaimana kabarnya dan bekerja dimana dia saat itu. “Rehan uda ga kerja di bali lagi nak. Dia sudah pindah di perusahaan lain..” .. “Oh ya buk? Di daerah mana dia bekerja sekarang?” .. “Loh? Kalian ga pernah saling terhubung lagi selama ini?” aku mengelengkan kepala sambil tersenyum kearah ibu rehan. “mungkin rehan sedang sibuk ka, saat ini dia bekerja di bandung. Salah satu perusahaan dibagian future gitu katanya ibu juga kurang ngerti. Oh sebentar, ibu hampir lupa 3 bulan lalu rehan pernah nitipkan barang buat nak aska. Sebentar ibu ambilkan dulu” rehan terakhir kali pulang kerumahnya di Jakarta 3 bulan lalu? Sepertinya benar benar wanita karier dengan kesibukkan baru yang luar biasa sampai tak sempat untuk memberikan ku kabar.
                Terakhir sebelum pulang dari rumahnya barusan, ibunya memberikan ku sebuah kotak berwarna  coklat muda. Masih dalam peganganku, aku benar benar penasaran dengan isinya. Katanya dari rehan tepat 3 bulan lalu ketika ia kembali dari bandung, dia menitipkan benda ini kepada ibunya untuk diberikan kepadaku. Awalnya disambut oleh selembar amplop berisi surat. Aku langsung membuka dan membacanya.
                
Dear Aska Wisesa sahabatku.
                Maaf baru sempat memberikan kabar kepadamu. Aku kian sibuk mengerjakan schedule dan tumpukan tugas tugas dari kantor dimana aku bekerja. Aku ucapkan terimakasih karena kamu begitu peduli padaku hingga terus mencari kabar terbaru tentangku, maaf belum sempat mengunjungimu sahabatku, tapi aku janji bakal ngeluangin waktu buat jumpa sama aska nanti ketika cuti kudapatkan.
                “Hai aska, gimana kabar elu? Gua saat ini uda kerja loh di Great Agency Future Bandung. Yah perusahaan yang bergerak dibidang saham gitu deh. Dan posisi aku disini sebagai Assistant Wakil Manager. Lumayan loh gajinya hihi.. Lu sendiri gimana? Udah 2 tahun dong pengalaman karier lu dalam dunia kerja? Eh ka, ternyata kerja itu ribet yah? Ga sebebas kita semasa kuliah dulu. Tapi aku cinta kok sama pekerjaan ku saat ini. Oh ya ini ada sesuatu yang ga mahal sih tapi buat gua berharga banget. Dijaga baik baik yaa. I miss you so much, sampai ketemu lain waktu..
                                                                                                                                                   
Your friend,
                                                                                                                                                      
  Rehan Kece B)

                “tetep ga ada bedanya anak ini. 3 tahun ga ketemu tapi sifat penuh kejutan nya itu ada aja” batinku dalam hati. seraya tersenyum kecil sembari membuka isi dari kotak berwarna coklat tersebut aku juga tak kuasa membendung air mata. Kerinduan yang ada dan cerita hatiku padanya yang belum sampai dititik ending, membuatku begitu ingin memeluk dan mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya, selamanya. Sebuah album berwarna merah muda yang bertuliskan “Aska Wisesa” dan membuatku merasa semakin penasaran. Aku duduk di bangku meja belajarku, ku buka isi album itu dan ternyata isinya adalah foto foto ku semasa kuliah dulu. Dari awal pertemuan ku dengan rehan, hingga saat dimana terakhir kali aku melihatnya. Kapan dia membuat ini semua? Kapan dia berhasil mengambil potongan gambarku hingga aku pun tak menyadarinya? Aku mulai kembali mengingat masalalu. Mencoba mencari celah ingatan apakah aku pernah melihat rehan diam diam mengarahkan kamera handphone nya kearah ku? Ternyata aku mengingatnya! Ya aku pernah memergoki rehan mengangkat handphonenya, namun ketika kutanya “lu ngambil gambar gua ya han? Kalo ngefans bilang aja kali, gausah sok modus gitu” .. ‘ge’er lu! Gua lagi smsan tapi sinyalnya redap redup. Jadi ini lagi nyari sinyal..” ya! Aku ingat! Aku ingat rehan selalu saja melakukan hal itu, namun karena dari awal dia mengatakan padaku bahwa handphone nya sedikit bermasalah pada jaringan, membuatku tak begitu mencurigainya yang selalu mengambil gambar gambar ku secara diam diam. Tapi, kenapa? Kenapa dia diam diam mengambil gambarku? Selembar kertas kembali kutemukan dan berisikan rangkaian kalimat.
        
    Aska Wisesaa..       

   “ Aku mengenalnya sejak awal Ospek. Kami bersama dan tanpa ia sadari aku selalu mengambil gambar gambar nya secara diam diam. Aku melakukan itu untuk menjadikan nya sebagai kenangan. Kenangan yang setiap saat bisa ku lihat tanpa harus kembali ketempat dimana kami pernah bersama. Dengan foto foto ini aku bisa kembali menangis dan tertawa mengingat bagaimana dia menjadi bagian dari hidupku. Dia bagaikan abang terbaik yang pernah tuhan berikan padaku. Dia selalu melindungiku ketika seseorang menghalangiku untuk bahagia, dia selalu ingin mendengarkan ku bercerita tentang seseorang dimasalalu, dia selalu menjadi penyemangat di kala aku sedang melemah dan tak berdaya. Aku melihatnya sebagai sosok pria dengan kepribadian yang luar biasa, namun bukan sebagai sahabat, tapi sebagai orang yang kucintai layaknya hubungan antara pria dan wanita. Namun matanya tak pernah membiaskan sinar sinar pertanda buatku, aku hanya melihat dia ada namun hanya menganggapku sebagai sahabat atau mungkin hanya teman biasa. Aku tak berani bermimpi untuk mendapatkannya, atau bahkan bermimpi untuk dia berkata bahwa ia mencintaiku seperti aku mencintainya. Aku tak berani karena aku yakin dia hanya melihatku dengan sudut sahabat, bukan cinta. Hingga saatnya tiba, ternyata dugaanku benar, dia tak mencintaiku itu dibuktikan dengan tawaran nya yang menyarankanku untuk menjalin hubungan dengan Aufa, salah satu sahabatnya. Saat itu aku hampa, aku menjadi kosong, tak ada harapan lagi, bahkan enggan rasanya hidup dengan lingkungan yang sama dengannya. Aku menyadari kalau aufa menyukaiku, tapi aku mencintainya! Bukan Aufa! Tapi Aska! Akhirnya aufa menyatakan perasannya padaku, awalnya berat rasanya untuk mengatakan “iya” kepadanya, namun setelah kufikir fikir tak ada salahnya mencobanya, aku tak perlu menunggu lagi orang yang jelas jelas tak mencintaiku. Aku menjalani hubungan dengannya hingga kami lulus dari kampus itu, tak ada sinyal kecemburuan yang Aska pancarkan kearahku ketika aku dan aufa sedang bersama. Itu jelas sekali benar benar membunuh harapan ku kepadanya. Aku salah untuk mencintainya, karena dengan mencintainya aku pasti akan bermimpi untuk bersamanya. Akhirnya aku bisa belajar untuk mencintai orang yang mencintaiku, ternyata orang yang mencintaiku jauh bisa membuatku bahagia dengan cinta yang ia miliki. tapi Aufa tak pernah sekalipun berhasil membuatku melupakanmu. Kau seperti sudah benar benar tertancap dalam dalam direlung dasar hatiku. Aufa sudah mencoba mencabutmu, tapi aku tak bisa. Aku hanya mencintaimu, Aufa hanya ku sayangi. Tapi inilah realita, aku harus sadar betul kenyataan yang ada sudah seharusnya kuterima. Aska, inilah perasaanku, suatu hari akan ku ceritakan padamu, kapan itu aku tidak tahu. Tapi yang jelas, begitu kau membaca ini, kau selalu tahun bahwa aku mencintaimu sampai kapanpun”

to be Continued..
                                                                                                                                                                                                                                                               

# ada kelanjutannya lagi, masih dalam proses. tunggu "Manusia Di Ujung Asa 3"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar